HUKUM TATA NEGARA
Oleh :
Johny Koynja, SH.,MH
SEJARAH
KETATANEGARAAN INDONESIA
Proklamasi kemerdekaan Indonesia sbg
titik tolak mempelajari sejarah ketataneg. Indo,merpkan norma pertama dp
tatanan hk Indo.dan menjadi dsr hk dr berlknya sgl macam aturan dan ketentuan
hk yg tlh memutuskan ikatan dg tatanan hk seblmnya baik dr Hindia Belanda
maupun tatanan hk pendudukan Jepang.
Sbg norma pertama yg merpkan
sumber berlknya sgl macam norma/aturan/ketentuan hk yg lainnya mk dg sendrnya
berlknya norma pertama tdk mungkin dpt dicari dsr hk/kekuatan berlknya, kpd
norma/aturan hk yg lainnya yg seblmnya.
Ilmu hk positif tdk akan dpt
mencari dsr hk/kekuatan berlknya dp norma pertama,tetapi menerima norma pertama
atas dsr “kenyataan”.
Proklamasi sbg sumber dr sgl
aturan hk, disini dimaksudkan dlm pengertian yg formal.
Selain dlm pengertian yg formal
dikenal pula sumber dr sgl sumb.hk dlm pengertian yg materil yaitu “Pancasila”
yg merpkan pandangan hdp, kesadaran &cita hk serta cita moral luhur yg
meliputi suasana kejiwaan dan watak dr
bgs Indo.yg kmd dimurnikan dan dipadatkan menjadi dsr neg. pancasila yg
merpkan inti dp pembukaan UUD 1945.
Jadi sebenarnya proklamasi
merpkan salah satu perwujudan formal dimn merpkan satu pernyataan, bhw mulai
saat itu bgs Indo. membtk neg. RI sbg alat lbh lanjut didm akan merealisasikan
tujuan perjuangan nya,yaitu mewujudkan masy. adil dan makmur berlandaskan
pancasila serta ikut membtk dunia baru yg damai abadi bebas dr sgl btk
penghisapan manusia oleh manusia dan bgs oleh bgs.
Apbl dikatakan bhw tata hk
Indo. bkn merpkan penerus dr tata hk seblmnya tdk berarti bhw tata hk seblmnya
sama sekali tdk berlk lagi.
Utk menjaga jangan sampai
terjadi kevakuman hk mk dlm proklamasi ditegaskan bhw “Hal-hal yg
mengenai pemindahan kekuasaan dll diselenggarakan dg cara saksama dan dlm tempo
yg sesingkat-singkatnya”.
Sbg penegasan lbh lanjut dr
proklamasi ini mk dlm pasal II at.peralihan UUD 1945 ditegaskan : “sgl
bdn neg. dan perat. yg ada msh langsung berlk,selama blm diadakan yg baru menrt
UUD ini”.
Utk menyempurnakan neg. yg
berdr pd tgl 17 Agust.45 mk pd tgl 18 Agust.1945 PPKI menetapkan/ mengesahkan
R.UUD hsl karya BPUPKI dg bbrp
perub./penambahan,serta memilih Pres./waPres.
Rumusan pembukaan UUD 45
diambil dr rumusan sebh piagam pol. yg terkenal yaitu piagam Jakarta ttgl 22
Juni 1945 dg bbrp perubahan.
Pembukaan UUD memuat
prinsip,asas dan tujuan dp bgs Indo. yg akan diwujudkan dg jln berneg.
Hub. antara pembukaan UUD dg
ketentuan-ketentuan dlm UUDnya dan ketentuan-ketentuan lainnya didlm tata hk Indo. dilukiskan dlm penjelasan UUD, bgn
umum,angka III :
“UUD menciptakan. pokok-pokok
pikiran yg terkandung dlm pembukaan
dlm ps-ps nya.”
Pokok-pokok pikiran tsb
meliputi suasana kebatinan dr UUD dan mewujudkan cita-cita hk ( Rechtsidee ) yg
menguasai dsr neg.,baik hk yg tertulis ( UUD ) maupun hk yg tdk tertulis.
Pokok-pokok pikiran yg merpkan
cita hk yg menguasai ketentuan-ketentuan dlm tata hk oleh penjelasan UUD disbt
dg istilah“suasana kebatinan” yg dlm bhs Jerman disbt “geistliche hintertgrund , dlm
bhs Belanda disbt “ geistelijke achtergrond “
Dlm sistem ketataneg.RI menrt
UUD 1945, Pres. disamping berkeddkan sbg “:kep.Neg. “ berkeddkan pula
sbg “ kep. pemerintahan “
MPR sbg pemegang kekuasaan
tertinggi krn terdr dr beratus–ratus agt tdk dpt selalu bersidang setiap hr.
Oleh krn itu utk melaks. tugas sehr-hr diserahkan kpd Pres.sbg mandataris MPR.
Pres.dlm menjlnkan tugas
sehr-hr dibantu oleh menteri-menteri yg bertanggung jawab kpdnya.
DPR menrt system ketataneg. UUD
45, membrkan persetujuan dlm membuat UUD.
DPR tdk dpt meminta
pertang.-jwban Pres,namun dmk keddkan DPR adlh kuat krn agt DPR juga adlh
agtMPR.
Perub. praktek
ketataneg.tanpa mengubah ketentuan UUD:
Ketentuan ps IV at. peralihan
UUD 45 menyebutkan :
”Seblm MPR,DPR& DPA dibtk
menrt UUD ini sgl kekuasaannya dijlnkan oleh Pres. dg bantuan sebh Komite
Nas.”.
Keadaan tsb tdk berjln lama.
Kurang lbh 2 bln, keluar “makl.Wapres No.X pd tgl 16 Okt 1945,yg membrkan
kekuasaan legislatif & menetapkan GBHN kpd KNIP.
Makl.Wapres ini kmd disusul dg
Makl.Pemerintah 14 Nov.1945 yg mengadakan pembaruan terhdp susunan kabinet yg
mengubah system ketataneg. dr system persidensil menjadi system perlementer.
Negara
Republik Indonesia Serikat
Neg. RIS berdr pd tgl 27 Des
1949 dg konst.RIS sbg UUDnya.
Dg berdrnya RIS mk keddkan RI
hny berstatus sbg salah satu neg. bgn dr neg.RIS.
Neg. RIS.berbtk federal dg
system pem.an parlementer.System ini tdk pernah terlaks.sampai konst. RIS
dinyatakan tdk berlk lagi.Hal ini disebabkan krn DPR yg ada msh merpkan DPR yg
ditunjuk berdsr ps 109 dan 110 konst.RIS.Sementara ps 122 Konst.RIS menentukan
bhw DPR yg ditunjuk berdsr ps 109 dan ps 110 tdk dpt memaksa cabinet atau
msg-msg menteri meletakkan jabatannya.
Ternyata umur RIS tdk lama krn
adanya desakan dr berbagai pihak utk kembali pd btk neg. kesatuan.
Melalui UU federal No. 7 th
1950 Konst. RIS dirubah menjadi UUDS 1950 yg dinyatakan mulai berlaku pd tgl 17
Agustus 1950.
Berlakunya
UUDS 1950
UUDS 50 secara formal merpkan
perub. dr konst. RIS, ttp secara materil sebenarnya adlh pergantian UUD.
Cara perub.ditempuh krn merpkan
cara formal konstitusional yg dimungkinkan pd wkt itu.
Ps 186 konst. RIS menentukan
bhw yg berwenang menetapkan UUD ialah konstituante bersama-sama dg
pemerintah,sdgkan pd wkt itu konstituante blm terbtk.
Sementara dl ps 190 konst.RIS
disbtkan bhw utk mengubah konst.RIS dilkkan dg UU federal.
Setlh berlknya UUDS 1950
dikeluarkanlah UU No. 7 th 1953 ttg pemilu,dan pd bln Sept.1955 dilkkan pemilu
pertama utk memilih agt DPR dan agt
konstituante.
Selanjutnya konstituante
melaks.sidang utk menetapkan UUD. Setlh bersidang sekitar 2.5 th ternyata blm
berhsl menetapkan UUD krn perbedaan pendpt dlm konstituante yg sangat jauh.
Akhirnya pemerintah mengusulkan utk kembali ke UUD 1945 dg alasan kondisi
ketataneg.sdg terancam dan demokr. liberal berdsrkan UUDS 50 tdk sesuai dg
kepribadian bgs Indo.
Tgl 5 Juli 1959 keluar dekrit
Pres. utk kembali ke UUD 1945 dg menerapkan demokr. Terpimpin, dan
konstituante dinyatakan bubar.
Berlakunya
kembali UUD 1945
Dg kembali ke UUD 1945, sistem
ketataneg.berubah lagi menjadi system presidensil dimn Pres. disamping sbg
kep.neg. juga sbg kep.pemerintahan.
UUD 1945, setlh dekrit 5 Juli
1959 ternyata tdk dilaks. sbgmn mestinya, banyak lemb.-lemb.ketataneg. yg
diciptakan diluar ketentuan UUD 45. Dmk pula banyak lemb.-lemb. baik didlm UUD
45 maupun diluarnya tdk memperoleh penempatan pd proporsi yg semestinya.
Hal ini mencapai klimaksnya dg
meletusnya gerakan 30 S.PKI th 1965 shg muncul tritura agar PKI dibubar
kan dan melaks. UUD 45 secara murni
& konsekwen.
Tgl 11 Maret 66 keluar S.P. 11
Maret dr Pres. Soekarno kpd Letjen Soeharto yg selanjutnya S.P 11 Maret ini
menjadi tonggak sejarah pemerintahan Orba.
Ketika Soeharto naik panggung
pol. penyelewengan terhdp UUD 1945 kembali berulang.
UUD tdk blh disentuh oleh
siapapun (disakralkan) dg berbagai ancaman dan stigma subversif.
Hanya pemerintah orba (Soeharto ) yg blh
menafsir kan makna yg terkandung dlm UUD 1945 sementara MPR tinggal mengesahkan
saja.
Pemilihan Pres/Wapres yg
dilkkan oleh Majelis dg suara terbanyak direduksi menjadi Pres/wapres dipilih
oleh Majelis dg suara mufakat,/calonnya hrs tunggal. Tdk ada pembatasan masa jabatan,asal msh dipilih berapa
kalipun tdk menjadi masalah.
penatar P4 juga larut dlm
kampanye pembodohan masy.dg mengatakan kalau UUD 45 diubah,neg. akan kacau dan
hancur. Selrh celah kekurangan UUD 45
ditutupi dg bingkai yuridis berp TAP MPR No.I/MPR/ 78 ttg TATIB MPR yg berisi kebulatan
tekad agt MPR yg akan
mempertahankan UUD 45 dan tdk akan
melkkan perub.terhdpnya, dg mengeluarkan TAP MPR No.I/MPR/ 1983 Jo TAP MPR No.VII/MPR/1988 Jo
UU No.5 th 1985 ttg referendum.
Perubahan UUD
1945
Dg bergulirnya reformasi,
gagasan perub.UUD 45 menjadi tuntutan yg tdk bisa dielakkan lagi baik dr segi
filosofis, historis maupun yuridis.
Dr segi
filosofis: UUD 45 adlh moment opname dr berbagai kekuatan
politik/ekonomi pd saat dirumuskannya,
yg setlh 54 th pasti terjadi banyak perub. UUD 1945 adlh buatan manusia
yg tdk mungkin sempurna.
Dr segi
historis: dr semula UUD 45 dimaksudkan hny bersifat sementara, krn
UUD 45 dibuat secara tergesa-gesa utk melengkapi akan kebutuhan berdrnya neg.
baru Indo.
Secara
Yuridis: ps 37 membuka peluang utk dilkkan perub.,apbl UUD 45
dianggap sdh tdk memadai lagi.
Dorongan mengubah UUD 45
didsrkan pula pd kenyataan bhw UUD 45 dlm pelaks.nya tdk berjln sesuai dg
staatsidee mewujudkan neg. berdsrkan konstitusi, spt tegaknya tatanan demokr.,
neg. berdsr hk, jaminan HAM, kekuasaan kehakiman yg merdeka, serta keadilan
social bagi selrh rakyat Indo.
Yg terjadi adlh etatisme,
otoriterisme, atau kediktatoran yg menggunakan UUD 45 sbg sandaran.
Secara
substantive Kelemahan UUD 1945 a.l. :
1.
kekuasaan eksekutif terlalu bsr tanpa
disertai prinsip checks and balances yg memadai shg UUD 45 disbt “executive
heavy” dan itu menguntungkan bg siapa saja yg menddki jabatan Pres.
2.
Rumusan UUD 45 sebgn bsr sangat
sederhana, umum, bahkan tdk jelas(vague)shg banyak ps yg multi tafsir.
3.
Unsur-unsur konstitusionalisme tdk
dielaborasi secara memadai dlm UUD 45.
4.
UUD 45 terlalu menekankan pd semangat
penyelenggara neg.
5.
UUD 45 membrkan atribusi kewngan yg
terlalu bsr kpd Pres. utk mengatur berbagai hal penting dg UU. Akibatnya banyak
UU yg substansinya hny menguntungkan sipembuatnya (Pers.+DPR) atau saling
berttg an satu sama lain.
6.
Banyak materi muatan yg penting justru
diatur dlm penjelasan ttp tdk tercantum dlm ps-ps UUD
7.
Status & materi penjelasan menjadi
obyek perdebatan, krn banyak materi penjelasan yg tdk diatur dlm ps-ps UUD 45
mis.nya neg.hk, kep.neg./kep.pemerintahan, istilah mandataris MPR,
pertanggung-jawaban Pres.dst.
Kesepakatan
dsr dlm proses pembahasan perub. UUD 1945 :
1.
Tdk mengubah pembukaan UUD 1945.
2.
Tetap mempertahankan NKRI.
3.
Mempertegas system pem.an
presidensial.
4.
Penjelasan UUD 1945 ditiadakan serta
hal-hal normatif dlm penjelasan dimskkan kedlm ps-ps.
5.
Perub.dilkkan secara “addendum”.
Kesepakatan
tdk mengubah pembukaan :
krn pembukaan sbg cita-cita luhur bgs
Indo.dipandang sdh final,memuat dsr filosofis/dsr normatif yg mendsri selrh
ps-ps dlm UUD,mengandung staatsidee berdrnya NKRI,tujuan(haluan) neg.serta dsr
neg.yg hrs tetap dipertahankan.
Kesepakatan
tetap mempertahankan bentuk NKRI : didsri pertimbangan bhw neg.
kesatuan ditetapkan sejak awal berdrnya
neg.dan dipandang paling tepat mewadahi ide persatuan sebh bgs yg majemuk
ditinjau dr berbagai latar belakang.
Kesepakatan
mempertegas system pemerintahan Presidensial :
bertujuan memperkukuh system
pemerintahan yg stabil/demokratis.
Prinsip penting dlm asas ini:
Ø Pres/Wapres
merpkan satu institusi penyelenggaraan kekuasaan eksekutif neg. yg tertinggi
dibawah UUD.
Ø Pres/Wapres
dipilih oleh rakyat secara langsung.
Ø Prers/Wapres
dpt dimintakan pertang.jwbannya secara hk apbl melkkan pelanggaran
hk&konst.
Ø Para
Menteri adlh pembantu Pres. yg bertang-jwb kpdnya.
Ø Kekuasaan
Pres.dibatasi hanya 2 X masa jabatan.
Kesepakatan
ttg meniadakan penjelasan :
krn tdk relevan lagi setlh
materinya dimskkan dlm ps-ps UUD. Disamping itu utk menghindari kesulitan dlm
menentukan status penjelasan dr sisi sumb.hk dan tata urutan perat. Per uu.
Selain itu penjelasan, bkn produk BPUPKI.
Kesepakatan
Perub. dilkkan dg cara addendum: dilkkan dg tetap mempertahankan
naskah asli sbgmn yg terdpt dlm L.N.No.75 th 1959 hsl dekrit 5Juli 59 dan
naskah perub. diletakkan melekat pd naskah asli.
PEMILIHAN UMUM
Merpkan suatu cara atau sarana
utk menentukan org-org yg akan mewkli raky. dlm menjlnkan roda pem.an.
Menrt Sudiharto Djiwandono:
pemilu adlh sarana demokr.yg penting ,ia merpkan perwujudan nyata keikut
sertaan rakyat dlm kehidupan keneg.
Ada 2 cara yg
digunakan dlm melaksanakan pemilu:
1.
Pemilihan secara mekanis.
2.
Pemilihan secara organis
Pemilihan
secara mekanis :
Menempatkan rakyat sbg suatu
massa individu-individu yg sama yg msg-msg mengeluarkan satu suara utk diri
sendr dlm setiap pemilihan.
Parpol mengorganisir dan
memimpin pemilih berdsrkan system bi party,multy party atau uni party.
Bdn perwklan bersifat bdn
perwklan kepentingan umum rakyat selrhnya yg disbt parlemen.
Pemilihan
organis :
Menempatkan raky.sbg sejmlh
individu-individu yg hdp bersama dlm berbagai macam persekutuan hdp berdsrkan
genealogis (rumah tangga,keluarga), fungsi tertentu (ekonomi,industri),
lapisan-lapisan sos. (buruh tani,cendekiawan) dan lemb.-lemb. Sos
(universitas).
organ-organ yg mempunyai
keddkan dan fungsi tertentu dlm totalitet organisme.
Parpol tdk perlu dikbgkan krn
pemilihan diseleng.&dipimp.oleh tiap-tiap persekutuan hdp dlm lingk.nya
sendr yg menghslkan dewan korporasi.
Pelaksanaan
system mekanis :
Ø Sistem
perwklan distrik/mayoritas/single member constituencies.
Ø Sistem
perwklan proporsional/multi-member constituency.
Sistem perwkln
distrik/mayoritas/single member constituencies :
Dinmkan distrik krn wil.neg.
dibg dlm distrik-distrik pemilihan (dapil) yg jmlhnya sama dg jmlh agt BPR yg
dikehdki dimn setiap distrik diwkli satu org wkl (single member
constituencies).
Dinmkan system mayoritas krn utk
menentukan siapa yg dipilih sbg wkl dr suatu
distrik ditentukan oleh siapa yg memperoleh suara terbanyak.
Pemilu dilkkan sekali jln
,suara-suara yg tdk terpilih dr suatu distrik pemilihan tdk dpt digabungkan dg
suara yg diperoleh dr distrik yg lain.
Keuntungan
system distrik :
1.
Krn kecilnya distrik, wkl yg terpilih
dpt dikenal oleh pemilih shg hub.nya lbh erat,dan wkl lbh terdorong utk
memperjuangkan drh yg diwklinya.
Dlm system
distrik ini faktor personalitas dan kepribadian merpkan faktor yg penting.
2.
Lbh mendorong integrasi parpol krn
kursi yg diperebutkan hny satu,shg
mendorong kearah penyederhanaan partai tanpa paksaan.
3.
Berkurangnya partai dan meningkatnya
kerjasama antara partai mempermudah terbtknya pemerintahan yg stabil.
4.
Penyeleng.annya sederhana dan biaya
lbh murah.
Kelemahan
system distrik :
1.
Kurang memperhitungkan adanya
partai-partai kecil dan gol. minoritas.
2.
Kurang representatif,krn calon yg
kalah kehilangan suara-suara yg tlh mendukungnya.
Sistem
perwakilan proporsional/multi-member constituency :
Prosentase kursi di BPR dibgkan
kpd tiap-tiap parpol sesuai dg prosentase jmlh suara yg diperoleh tiap-tiap
parpol Pembgn wil.neg.menjadi bbrp wil.pemilihan hny utk keperluan teknis
administratif, wil.neg. tetap merpkan satu wil. pemilihan.
Penetapan jmlh kursi bg
kontestan pemilu ditentukan sesuai yg tlh ditetapkan terlbh dhl.
St kontestan akan memperoleh
kursi sebanyak jmlh suara yg diperolehnya dibg dg jmlh suara tertentu yg
berfungsi sbg pembagi atau pembanding.
Ada dua metode
yg utama digunakan dlm system proporsional ini :
1.
Hare system (single transferable
vote).
2.
List system.
Hare system
(single tranferable vote) :
Pemilih dibr kesempatan utk
memilih pilihan pertama, kedua dst,dr daerah pemilihan ybs.
Jmlh imbangan suara yg
diperlukan utk pemilih ditentukan.Bila jmlh utk pilihan pertama terpenuhi, apbl
ada sisa suara sisa ini dpt dialihkan pd calon berikutnya demikian seterusnya.
List System :
Pemilih memilih calon diantara
daftar calon yg ada.
Keuntungan
system proporsional :
1.
Bersifat representatif,setiap suara
diperhitungkan dan praktis tdk ada suara yg hilang,krn dpt dialihkan.
2.
Krn perwklan tdk ditentukan berdsrkan
daerah mk bdn perwklan akan bersifat nas.
Kelemahan
system proporsional :
1.
Mempermudah fragmentasi partai dan
timbulnya partai-partai baru.
2.
Wkl,merasa lbh terikat kpd partai dan
kurang loyalitas kpd daerah yg tlh memilihnya.
3.
Banyaknya partai, mempersukar
terbtknya pemerintahan yg stabil,krn umumnya hrs mendsrkan diri atas koalisi
partai.
Tahapan
–tahapan Penyelenggaraan pemilu:
1.
Pedaftaran pemilih.
2.
Penetapan jmlh agt yg dipilih utk tiap
dapil (didsrkan atas hsl pendaftaran jmlh penduduk).
3.
Pengajuan nama dan tanda gambar
organisasi.
4.
Pengajuan nama calon.(pencalonan)
5.
Penelitian calon.
6.
Penetapan calon/penyusunan daftar
calon.
7.
Pengumuman daftar calon.
8.
Kampanye pemilihan.
9.
Pemungutan suara.
10. Penghitungan
suara.
11. Penetapan
hasil pemilu.
12. Pengambilan
sumpah/pelantikan.
Lembaga-Lembaga
Negara :
MPR :
Keberadaan MPR sesdh amand.UUD
45 mengalami perub. seiring dg berubahnya ketentuan ps 1 ayat (2) UUD 45 lama
menjadi: ”Kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilkkan menrt UUD”.
Hal ini mengisyaratkan MPR tdk
lagi sbg lemb. tertinggi neg. dan tdk lagi memegang kedault. rakyat.
Perub.ini juga
berimplikasi pd pengurangan kewenangan
MPR yaitu:
1.
Tdk lagi berwenang memilih
Pres./wapres,.
2.
Tdk lagi berwenang memberhentikan
Pres./ wapres dlm masa jabatannya,kecuali ada usulan dr DPR setlh melalui
pemeriksaan M.K. bhw Pres/Wapres bersalah.
Susunan MPR juga mengalami
perub.,kalau seblmnya MPR terdr atas agt-agt DPR,ditambah dg utusan-utusan dr
drh-drh dan gol.-gol. menrt aturan yg ditetapkan dg UU,mk ssdh diubah berbunyi
: MPR terdr atas agt DPR dan DPD yg dipilih melalui pemilu dan diatur lbh
lanjut dg UU.
Menrt Bagi
Manan : penghapusan gol. dlm MPR lbh didorong oleh pertimbangan
pragmatik dp konseptual :
Pertama, tdk
mudah menentukan gol.yg diwakili,
Kedua, cara
pengisiannya mudah menimbulkan kolusi pol. antara gol. yg diangkat dg yg
mengangkat.
Perub.system utusan drh
dimaksudkan agar lbh demokratik dan meningkatkan keikut sertaan drh dlm
penyeleng. sehr-hr praktek neg./ pem.an, disamping sbg forum memperjuangkan
kepent.an drh.
Perub.susunan MPR yg terdr dr
DPR dan DPD,seolah mengarah pd pembtkan system dua kamar(bicameral). Ttp dr
susunan MPR yg terdr dr agt DPR dan DPD tdk tergambar konsep bicameral.Dlm
susunan bicameral bkn agt yg menjadi unsur, ttp bdn yaitu DPR dan DPD.
Salah satu konsekwensi gagasan
bicameral perlu nama bg bdn perwklan yg mencerminkan dua unsur perwklan tsb.
Perubahan
mendasar dlm struktur parlemen Indo.
setlh amandemen :
1.
Susunan ke agt an MPR berubah secara
struktural krn dihapuskannya keberadaan utusan gol. yg mencerminkan prinsip
perwklan fungsional dr unsur ke agt an MPR.
2.
MPR tdk lagi berfungsi sbg “supreme
body” yg memiliki kewngan tertinggi dan tanpa control.
3.
Diadopsinya perinsip pemisahan
kekuasaan secara tegas ant. fungsi legislatif dan eksekutif.
4.
Sistem pertang. jwban Pres. tdk lagi
kpd MPR tetapi langsung kpd raky.
Perub. mendsr ps 1 ayat (2)UUD
45 menjadi “kedault. ada ditangan raky. dan dilaks.menrt UUD”, mengalihkan neg.
Indo.dr system MPR kesistem kedault. Raky. yg diatur melalui UUD 45.
UUD 45-lah yg menjadi rujukan
utama dlm menjlnkan kedault.raky.UUD lah yg menentukan bgn-bgn mn dr kedault.
raky. yg diserahkan pelaks.nya kpd bdn/ lemb. yg keberadaan, wwng, tugas dan
fungsinya ditentukan oleh UUD 45 & bgn mn yg langsung dilaks.oleh raky.
Perub.terhdp ps 3 UUD 45 yg
rumusannya berbunyi :
(1)
MPR berwng mengubah dan menetapkan UUD.
(2)
MPR melantik Pres.dan/atau Wapres.
(3)
MPR hny dpt memberhentikan Pres./wapres
dlm masa jabatannya menrt UUD.
Ketentuan ini secara teoritis
merubah secara fundamental system ketataneg.dr system yg vertikal hierarkis dg
prinsip supremasi MPR menjadi horizontal fungsional dg prinsip checks and
balance.
Perub. terhdp ps 37 UUD 45
rumusannya berbunyi :
(1)
Usul perub. psl-psl UUD dpt
diagendakan dlm sidang MPR apbl diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dr jumlh
agt MPR.
(2)
Setiap usul perub.ps-ps UUD diajukan
secara tertulis dan ditunjukkan dg jelas bgn
yg diusulkan utk diubah beserta alasannya.
(3)
Utk mengubah ps-ps UUD,sidang MPR
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dr jmlh agt MPR.
(4)
Putusan utk mengubah ps-ps UUD dilkkan
dg persetujuan sekurang-kurangnya 50% + 1 agt dr selrh agt MPR.
(5)
Khusus mengenai btk NKRI tdk dpt
dilkkan perub.
Ketentuan ini lbh memperjelas
tata cara perub.UUD 45 yg seblmnya kurang jelas.
Dewan
Perwakilan Rakyat ( DPR )
Perub. pertama UUD 1945
menyebabkan terjadinya pergeseran kekuasaan dlm membtk UU yg semula berada ditangan Pres.beralih ketangan DPR.
Dlm berbagai konst.neg.-neg.
berdaulat diadakan perumusan mengenai tugas pembuatan UU kedlm dua kelompok pelemb.an yg menjlnkan peranan
yg berbd.
Namun dmk sesungguhnya tdk
satupun teks konst. maupun praktek dimnpun yg memisahkan cabang-cabang
kekuasaan legislative dan eksekutif itu secara kaku.Baik dlm rumusan formal
aplg dlm kenyataan praktek.Fungsi-fungsi legislatif dan eksekutif selalu
bersifat tumpang tindih.
Pergeseran kewngan membtk UU
merpkan langkah konstitusional utk meletakkan secara tepat fungsi-fungsi
lemb.neg. sesuai bdg tugasnya msg-msg.
Rumusan ps 20 hsl
perub.dipandang sbg solusi jk terjadi kemacetan atau penolakan dr Pres.utk
mengesahkan RUU yg tlh disetujui bersama dg DPR. Hal ini menyebabkan hilangnya
hak tolak Pres.yg tadinya dimaksudkan sbg balancing antara DPR dan Pres. dlm
pembtkan UU.Hal ini dpt menimbulkan ketdk pastian hk dan kesimpangsiuran hk yg
membawa dampak negatif dlm kehdpan keneg.
Perub. lain mengenai fungsi dan
hak DPR serta hak agt DPR diatur dlm ps 21 yg menyatakan agt DPR berhak
mengajukan usul RUU.Ketentuan ini dimaksudkan utk menjadikan DPR berfungsi
secara optimal sekaligus memperkokoh pelaks.check and balances oleh DPR.
Berdsrkan hsl perub. UUD 45,
kekuasaan DPR diperbsr diantaranya, DPR
dibrkan kekuasaan membrkan pertimbangan kpd Pres.dlm mengangkat duta besar/
menerima penempatan duta neg. lain, membrkan amnesti dan abolisi,serta
persetujuan bila Pres. hdk membuat perjanjian dg neg.lain,memilih agt BPK dg
memperhatikan saran DPD,membrkan persetujuan dlm mengangkat agt
KY,menominasikan 3 org hakim MK, membrkan persetujuan kpd Pres. dlm hal Pres
hdk mengangkat panglima TNI dan Kep.Kepolisian NRI, juga agt DPR dibr kewngan
utk memilih/menyeleksi agt KPK,Gub.BI,dan agt Komnas HAM serta dpt mengusulkan
utk memberhentikan Pres./Wapres.
Dewan
Perwakilan Daerah ( DPD)
DPD dlm struktur
ketataneg. Indo.diatur dlm ps 22C dan 22 D.
Agt DPD dipilih dr setiap Prov.
Melalui pemilu yg jmlhnya tdk lbh dr 1/3 jmlh agt DPR yg msg-msg Prov. Mempunyai
4 org wkl.
Dr ketentuan UUD 45 ataupun UU
pemilu/ UU Susduk MPR,DPR,DPD dan DPRD,mekanisme pengisian keagt DPD tampak
jauh lbh berat bila dibandingkan dg mekanisme pengisian keagt DPR.
Peserta pemilu menjadi agt DPD
adlh per org an, sdgkan utk peserta pemilu utk DPR adlh parpol.
Calon agt DPD menggalang
dukungan bg dirinya sendr sdgkan utk DPR cukup memanfaatkan struktur parpol sbg
mesin penghimpun dukungan suara dlm pemilu.
DPD merpkan lemb.perwklan drh
yg berkeddkan sbg lemb.neg. dan mempunyai fungsi, pengajuan usul/ikut dlm
pembahasan dan membrkan pertimbangan yg berkaitan dg bdg legislasi tertentu
serta melkkan pengawasan atas pelaks. UU tertentu.
Dr penegasan ps-ps yg mengatur
ttg DPD terlht
UUD45 tdk mengatur secara
komprehensif ttg DPD, pengaturannya sangat sumir.
DPD sama sekali tdk mempunyai
kekuasaan apapun. DPD hny membrkan mskan pertimbangan, usul,/saran sdgkan yg
berhak memutuskan adlh DPR.Keberadaan DPD disamping DPR tdk dpt disbt sbg
bikameralisme dlm arti yg lazim.
UU tdk mengatur secara tegas
apa saja hak-hak DPD dan agt DPD.Selain itu tdk diatur bgmn membahas RUU dari
DPD dll.
Sehrsnya, aturan-aturan yg
menyangkut mekanisme, hak-hak yg melekat pd DPD dan agt DPD diatur serupa dg
ketentuan mengenai DPR.
DPD hny berwng mengajukan RUU
yg berkaitan dg otda, hub. pst dan drh,
pembtkan dan pemekaran/ penggabungan drh,pengelolaan sda dan sumb.daya ekonomi
lainnya, serta yg berkaitan dg perimbangan keu. pst dan drh.
Pembahasan RUU tsb dilkkan DPR
dg DPD seblm DPR membahasnya dg Pemerintah.
Dlm hal RUU tsb diajukan oleh
DPR atau Pemerintah DPD diundang oleh DPR utk melkkan pembahasan RUU tsb
bersama dg Pemerintah pd awal pembicaraan tk I sesuai perat.tatib DPR.
Pandangan, pendpt dan tanggapan
dlm pembicaraan tk I tsb dijadikan mskan utk pembahasan lbh lanjut antara DPR
dan Pemerintah.
Disamping itu DPD juga dpt
membrkan pertimbangan kpd DPR atas RUU APBN, dan RUU yg berkaitan dg pajak,
pendidikan dan agama.
Ketentuan ini sebenarnya melemahkan peran DPD dlm bdg
legislasi krn hny sekedar membr pertimbangan kpd DPR. Justru diera otonomi mslh
APBN, pajak,pendidikan dan agama hrs dibahas bersama DPD krn bukan saja
menyangkut kepentingan pol. neg. tetapi juga kepentingan drh.
Kelemahan lainnya, DPD tdk
mempunyai hak tolak atas st RUU shg apbl pertimbangan DPD tdk diperguna kan
oleh DPR, DPD tdk dpt berbuat apa-apa.
Dr uraian diatas tampak, DPD
tdk mempunyai hak inisiatif dan mandiri dlm membtk UU sekalipun dlm bdg yg
berkaitan dg mslh drh.(DPD tdk memiliki original power dlm pembtkan UU atau
kekuasaan legislatif).
Presiden dan
Wakil Presiden
Struktur UUD 45 membrkan pengaturan yg dominan terhdp
lemb.kepresidenan.
13 dr 37 ps mengatur langsung
mengenai jabatan kepresidenan.
Ps 4 ayat (1)UUD 45 menentukan
bhw Pres.RI memegang kekuasaan pem.an mnrt UUD.Ps ini menunjuk kpd pengertian
Pres. mnrt system pem.an Presidensial yg didlmnya tdk terdpt pembedaan ant.
Pres.selk kep.neg. dan Pres. selk kep.pem.an. Kapasitas Pres. sbg kep. neg. dan
sbg kep.pem.an tdk dpt dipisahkan.
Secara pol. Pres/Wapres adlh satu
institusi yg tdk terpisahkan,krn itu lazimnya mrk dipilih dlm satu paket
pemilihan.
Dlm ps 6 UUD 45 dinyatakan
Pres.dan wapres dipilih dlm satu pasangan secara langsung oleh raky. Keduanya
tdk dpt dijatuhkan krn alasan pol.,sebab jk krn alasan pol. mk kedua-duanya hrs
berhenti secara bersama-sama.
Akan ttp jk ada alasan yg
bersifat hk (pidana), sesuai prinsip yg berlk dlm hk,pertang.jwban pidana pd
dsrnya bersifat individual.Siapa saja diant.keduanya yg bersalah secara hk mk
ia dpt diberhentikan sesuai prosedur yg ditentukan dlm konst.
Jika Pres.berhenti atau
diberhentikan mk dg sendrnya wapres tampil sbg penggantinya.
Peran penting Wapres dlm
hub.nya dg Pres.
Pertama-tama sbg
pengganti (reserved power).
Kedua,
WaPres. mewakili Pres. melaks. tugas-tugas kepresidenan dlm hal-hal tertentu yg didelegasikan kpdnya.
Ketiga, Wapres
juga dpt bertindak membantu Pres. melaks.selrh tugas dan kewajiban Pres.
Mengenai wwng Pres. biasanya
dirinci secara tegas dlm UUD.yg mencakup kewenangan sbb:
Ø Kewngan
yg bersifat eksekutif (menjlnkan pemerintahan berdsrkan UUD).
Ø Kewngan
yg bersifat legislative (mengatur kepentingan umum).
Ø Kewngan
yg bersifat judicial (dlm rangka pemulihan keadilan yg terkait dg putusan
pengadilan).
Ø Kewngan
yg bersifat diplomatic (menjlnkan perhubungan dg neg. lain atau subjek hk
Internas.lainnya dlm konteks hubungan LN.
Ø Kewngan
yg bersifat administrative
(mengangkat
dan memberhentikan org dlm jabatan-jabatan keneg.dan jabatan–jabatan adm.
neg.).
Periodisasi jabatan Pres.diatur
dlm ps 7 yg menyebutkan Pres. dan wapres memegang jabatan selama 5 th dan
sesdhnya dpt dipilih kembali dlm jabatan yg sama hny utk satu kali masa
jabatan.
Kekosongan jabatan Pres. dan
/atau Wapres.diatur dlm ps 8 yg menyebutkan:
Dlm hal Pres. mangkat,
berhenti,diberhentikan atau tdk dpt menjlnkan kewajibannya dlm masa jabatannya
ia digantikan oleh Wapres.sampai habis masa jabatannya.
Dlm hal terjadi kekosongan
wapres selambat-lambatnya dlm wkt 60 hr MPR menyeleng.kan sidang utk memilih
Wapres dr 2 calon yg diusulkan oleh Pres.
Jk Pres./Wapres
mangkat,berhenti diberhentikan dan tdk dpt melkkan kewajibannya dlm masa
jabatannya secara bersamaan pelaksana tugas kpresidenan adlh Menlu,Mendagri dan
Menhan secara bersama-sama.
Selambat-lambatnya 30 hr setlh
itu MPR menyeleng.kan sidang utk memilih Pres.dan Wapres dr 2 pasangan calon yg
diusulkan oleh parpol atau gab. parpol yg meraih suara terbanyak pertama/kedua
pd pemilu seblmnya sampai berakhir masa jabatannya.
Aspek perimbangan kekuasaan
hub. antara Pres. dan DPR, Pres.dan MA tampak dlm ps 13 dan 14 yg selama ini dipandang sbg hak prerogative
Pres. dlm pengangkatan/penempatan duta dan pemberian grasi, rehabilitasi,
amnesti dan abolisi.
Pres.dlm membrkan grasi dan
rehabilitasi hrs memperhatikan pertimbangan MA, sdgkan dlm pembr an amnesty dan
abolisi hrs memperhatikan pertimbangan DPR.
Alasan perlunya pres.
memperhatikan pertimbangan MA dlm pembr an
grasi dan rehabilitasi adlh :
1.
Grasi dan rehabilitasi adlh proses
yustisial dan dibrkan kpd org yg sdh mengalami proses.
2.
Grasi dan rehabilitasi lbh banyak
bersifat perorgan.Shg MA sbg lembaga peradilan tertinggi paling tepat
membrkan pertimbaangan kpd Pres.
Sementara DPR membrkan
pertimbangan dlm hal pembr an amnesty dan abolisi,krn amnesty dan abolisi lbh
bersft proses pol.yg didsrkan pd pertimbangan pol.
Mahkamah Agung
Ketentuan UUD 45 yg menegaskan dlm ps 1 ayat (3) Indo.
adlh neg. hk, mk neg. berdsr atas hk
mempunyai sifat normative bkn sekadar asas belaka.
Prinsip penting neg. hk adlh
jaminan penyeleng- kekuasaan kehakiman yg merdeka,bebas dr pengaruh kekuasaan
lainnya utk menyeleng. peradilan guna menegakkan hk dan keadilan.
Dlm ush memperkuat prinsip
kekuasaan kehakiman yg merdeka, melalui UU No. 4 th 2004 ttg kekuasaan
kehakiman tlh diletakkan kebijakan bhw sgl urs mengenai peradilan baik yg
menyangkut teknis yudisial maupun urs organisasi,adm dan financial berada dibwh
satu atap dibwh kekuasaan MA.
Hal ini dimaksudkan utk
mewujudkan kekuasaan kehakiman yg menjamin tegaknya neg. hk yg didukung oleh
system kekuasaan kehakiman yg independen dan impartial.
MA merpkan puncak dr kekuasaan
kehakiman dlm lingkungan peradilan umum,peradilan agama,peradilan TUN dan
peradilan militer yg pd pokoknya merpkan pengawal UU.( the guardian of
Indonesian law).
Oleh UUD 45, MA diamanati 2
kewngan konstitusional:
1.mengadili pd tk kasasi.
2.menguji perat. Per uu dibawah
UU terhdp UU.
Kewngan lainnya merpkan kewngan
tambahan yg secara konstitusional didelegasikan kpd pembtk UU utk menentukannya
sendr.
Mengenai upaya pengujian perat.
Per uu dibwh UU terhdp UU merpkan pengujian legalitas (legal review) yg berbeda
dg pengujian konstitusional(constitutional review) yg dilkkan oleh MK.
Perbedaannya
adlh :
1.
Obyek yg diuji oleh MA terbatas pd
perat. Per uu dibwh UU (judicial review of regulation,sdgkan MK melkkan
pengujian atas konstitusionalitas UU (judicial review of law ).
2.
Yg dijadikan batu penguji oleh MA adlh
UU bkn UUD.oleh krn itu pengujian norma hk oleh MA adlh pengujian legalitas
perat.( judicial review on the legality of regulation).Sdgkan pengujian oleh MK
merpkan pengujian konstitusional UU(judicial review on the constitutionality of
law).
Mahkamah
Konstitusi
MK dibtk utk menjamin agar
konst.sbg hk tertinggi dpt ditegakkan sebgmn mestinya,krn itu MK disbt sbg pengawal konstitusi (the guardian of the
constitution).
MK merpkan salah satu lembaga
neg.yg melkkan kekuasaan kehakiman yg merdeka utk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hk dan keadilan.
Hakim konst.mempunyai 9 org agt
yg diajukan oleh MA 3 org oleh DPR 3 org dan oleh Pres. 3 org yg ditetapkan dg
Keppres.
Masa jabatan hakim konst.selama
5 th dan dpt dipilih kembali hanya utk satu kali masa jabatan berikutnya.
Dlm menjlnkan fungsinya sbg
pengawal konstitusi MK dilengkapi dg 5 kewngan atau sering disbt 4 kewngan ditambah satu kewajiban,yaitu
:
1.
menguji konstitusional uu;
2.
memutus sengketa kewngan
konstitusional antar lembaga neg.;
3.
memutus perselisihan mengenai hsl
pemilu;
4.
memutus pembubaran parpol;dan
5.
memutus pendpt DPR yg berisi tuduhan
bhw Pres.atau Wapres melanggar hk atau tdk lagi memenuhi syarat sbg Pres. atau
Wapres sebgmn ditentukan dlm UUD 45,seblm hal itu dpt diusul kan utk
diberhentikan oleh MPR. (impeachment).
Dlm melkkan fungsi peradilan
dlm ke empat bdg kewngan tsb,MK melkkan penafsiran terhdp UUD,sbg satu-satunya
lembaga yg mempunyai kewngan tertinggi utk menafsirkan UUD 45, yg putusannya
bersifat final.
Sdgkan kewajiban MK utk
membrkan putusan atas pendpt DPR mengenai pelanggaran hk yg dilkkan oleh Pres
dan /atau Wapres putusannya tdk final krn tunduk pd putusan MPR,sbg lemb.yg
berwng memberhentikan Pres.Oleh krn itu MK
disamping berfungsi sbg pengawal UUD,MK juga biasa disbt sbg the sole interpreter of the constitution.Bahkan dlm rangka
kewngannya utk memutus perselisihan hsl pemilu MK dpt juga disbt sbg pengawal
proses demokratisasi dg cara menyediakan sarana dan jln hk utk menyelesai kan
perbedaan pendpt diantara peserta pemilu yg dpt memicu terjadinya konflik
politik dan social.
Komisi
Yudisial
Meskipun KY tdk menjlnkan
kekuasaan kehakiman ttp keberadaannya dlm UUD 45 diatur dlm Bab IX ttg
kekuasaan kehakiman,shg keberadaannya tdk dpt dipisahkan dr kekuasaan
kehakiman.
Dlm ps 24 B ditegaskan:
1.
KY bersifat mandiri yg berwng
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai kewngan lain dlm rangka
menjaga dan menegak kan kehormatan,keluhuran martabat, serta perilk hakim ;
2.
Agt KY hrs mempunyai pengetahuan dan
pengalaman dibdg hk serta memiliki integritas dan kepribadian yg tdk tercela;
3.
Agt KY diangkat dan diberhentikan oleh
Pres. dg persetujuan DPR;
4.
Susduk dan ke agt an KY diatur dg UU.
Dlm UU No. 22 th 2004 ttg KY
ditegaskan bhw KY adlh lemb. neg. yg bersifat mandiri dan dlm pelaks. wwngnya
bebas dr campur tangan atau pengaruh dr kekuasaan lainnya.
KY mempunyai 7 org agt yg terdr
atas mantan hakim, praktisi hk, akademisi hk, dan agt masy.
Syarat utk diangkat menjadi agt
KY diantaranya :
1.
WNI.
2.
Bertaqwa kpd Tuhan Yg Maha Esa.
3.
Berusia paling rendah 40 th, dan
paling tinggi 68 th pd saat proses pemilihan.
4.
Mempunyai pengalaman dibdg hk paling
singkat 15 th.
5.
Memiliki integritas dan kepribadian yg
tdk tercela.
6.
Sehat jasmani dan rohani.
7.
Tdk pernah dijatuhi pidana krn melkkan
tindak pidana kejahatan;dan
8.
Melaporkan daftar kekayaan.
Wewenang KY :
1.
Mengusulkan pengangkatan hakim agung
kpd DPR;dan
2.
Menegakkan kehormatan dan keluhuran
martabat serta menjaga perilaku hakim.
Dlm melaks.wwngnya KY
mempunyai tugas :
1.
Melkkan pendaftaran calon hakim agung;
2.
Melkkan seleksi terhdp calon hakim
agung;
3.
Menetapkan calon hakim agung;dan
4.
Mengajukan calon hakim agung ke DPR.
KY bertang- jwb kpd public
melalui DPR yg dg cara:
1.
Menerbitkan laporan tahunan;dan
2.
Membuka akses informasi secara lengkap
dan akurat.
Badan
Pemeriksa Keuangan
Cikal bakal pembtkan BPK
berasal dr Raad van Kamer pd zaman Hindia Belanda.
Fungsi pemeriksaan keu. yg
dikaitkan dg lemb. ini terkait erat dg fungsi pengawasan oleh parlemen.
Oleh krn itu keddkan
kelembagaan BPK sesungguhnya berada dlm
ranah kekuasaan legislative, atau sekurang-kurangnya berhimpitan dg fungsi
pengawasan yg dijlnkan oleh DPR.Oleh krn itu laporan hsl pemeriksaan yg dilkkan oleh BPK ini hrs dilaporkan atau
disampaikan kpd DPR utk ditindak lanjuti sebgmn mestinya.
Terkait dg pemeriksaan keu.
neg.,BPK juga berwng melkkan pemeriksaan APBD walaupun drh tsb mempunyai
otonomi.
Utk itu BPK mempunyai perwklan
disetiap Prov.
Dr segi jangkauan fungsi
pemeriksaannya tugas BPK skrg menjadi makin luas dibandingkan dg seblm
dilkkannya perub. UUD 45.
Perluasan tsb
adlh :
1.
perluasan dr pemeriksaan atas pelaks.
APBN menjadi pemeriksaan atas pelaks. APBN dan APBD serta pengelolaan keu.dan kekayaan neg. dlm arti luas.
2.
Perluasan dlm arti hsl pemeriksaan yg
dilkkan tdk saja dilaporkan kpd DPR ttp juga kpd DPD dan DPRD Prov.dan DPRD
Kab./Kota sesuai tingkatan kewngannya msg-msg.
3.
Perluasan juga terjadi terhdp lemb.
atau bdn hk yg menjadi obyek pemeriksaan BPK dr seblmnya hny terbatas pd
lembaga neg. dan/atau pem.an yg merpkan subyek HTN dan/atau subyek HAN meluas
shg mencakup pula organ-organ yg merpkan subyek hk perdata spt perush drh,BUMN
ataupun perush swasta yg didlmnya terdpt kekayaan neg.
Menrt Jimly Asshiddiqie dlm
keddkan BPK yg semakin kuat dan kewngan yg semakin luas fungsi BPK sebenarnya
tetap terdr dr 3 bdg yaitu :
1.
Fungsi operatif berp
pemeriksaan,pengawasan, dan penyelidikan atas penguasaan ,pengurusan dan
pengelolaan kekayaan neg.;
2.
Fungsi yudikatif berp kewngan
menuntut perbendaharaan dan tututan
ganti rugi terhdp bendaharawan dan peg.negeri bkn bendahara yg krn perbtnnya
melanggar hk atau melalaikan kewajiban yg menimbulkan kerugian neg.
3.
Fungsi advisory yaitu membrkan
pertimbangan kpd Pemerintah mengenai pengurusan dan pengelolaan keu. neg.
LEMBAGA-LEMBAGA
INDEPENDEN
Lembaga-lembaga independen yg dsr pembtkannya
disbtkan dlm UUD 45 terdr dr:
1.KPU;
2.Komnas HAM;
3.TNI dan POLRI;
4.Bank Indonesia.
KPU
Adlh lemb. yg bertugas
menyeleng.kan pemilu yg bersifat nas.,tetap dan mandiri, yg dsr pembtkannya
diatur dlm ps 22 E ayat (5) UUD 45 dan ps 15 UU No. 12 Th 2003 ttg pemilu.
Struktur
organisasi penyelenggara pemilu terdr atas :
1.KPU dg jmlh agt paling banyak 11org
2.KPU Prov. Dg jmlh agt paling
banyak 5 org
3.KPU Kab/Kota dg jmlh agt
paling banyak 5 org
Dlm melaks. tugasnya KPU
menyampaikan laporan dlm tahap penyeleng. pemilu kpd Pres.dan DPR.
Tugas dan
Wewenang KPU:
1.
Merencanakan pemilu.
2.
Menetapkan organisasi dan tata cara
semua tahapan pelaks. pemilu.
3.
Mengkoordinasikan,menyeleng.kan dan
mengendalikansemua tahapan pemilu.
4.
Menetapkan peserta pemilu.
5.
Menetapkan drh pemilihan,jmlh kursi
dan calon agt DPR,DPD,DPRD Prov.dan DPRD Kab/Kota.
6.
Menetapkan wkt,tgl,tata cara pelaks.
kampanye, dan pemungutan suara.
7.
Menetapkan hsl pemilu dan mengumumkan
calon terpilih agt DPR,DPD,DPRD Prov.dan DPRD Kab./Kota.
8.
Melkkan evaluasi dan pelaporan
pelaks.pemilu.
9.
Melaks.tugas dan kewngan lain yg
diatur UU.
Kewajiban KPU:
1.
Memperlkkan peserta pemilu secara
adil/setara.
2.
Menetapkan standarisasi serta
kebutuhan barang dan Jasa yg berkaitan dg penyeleng.an pemilu berdsrkan perat.
Per uu
3.
Memelihara arsip dan dokumen pemilu
serta mengelola barang inventaris KPU berdsrkan perat. Per uu
4.
Menyampaikan informasi kegiatan kpd
masy.
5.
Melaporkan penyeleng.an pemilu kpd
Pres. selambat-lambatnya 7 hr sesdh pengucapan sumpah/janji agt DPR/DPRD.
6.
Mempertang. jwbkan penggunaan anggaran yg diterima dr APBN.
7.
Melaks.kan kewajiban lain yg diatur
UU.
Komnas HAM
Kewajiban menghormati HAM tercermin dlm
pembuka an UUD 45 yg menjiwai keselrhan ps dlm btg tbhnya.
Utk melaks.kewajiban tsb MPR dg
TAP MPR No. XVII/MPR/1998 Ttg HAM menugaskan kpd lemb.-lemb. tinggi neg. dan
slrh aparatur pemerintah utk menghormati, menegakkan dan menyebar luaskan
pemahaman HAM kpd slrh masy. serta segera meratifikasi berbagai instrument PBB
ttg HAM sepanjang tdk berttg an dg Pancasila dan UUD 45.
Atas dsr perintah konst. dan
amanat Tap MPR tsb dikeluarkanlah UU No. 39 Th 1999 ttg HAM.
Dlm UU ini diatur ttg pembtkan
Komnas HAM sbg lemb.yg mandiri ygt mempunyai fungsi,tugas wwng & tang. jwb
utk melaks. pengkajian, penelitian, penyuluhan,pemantauan dan mediasi ttg HAM.
Dr segi keorganisasian Komnas
HAM ber agt kan tokoh-tokoh masy.yg professional,berdedikasi dan berintegritas
tinggi,menghayati cita-cita neg.hk dan neg. kesejahteraan yg berintikan
keadilan, menghormati HAM dan kewajiban
dsr manusia.
UU No. 39 Th 1999 juga membuka
akses kpd masy. yg memiliki alasan kuat bhw hak asasinya tlh dilanggar,
mengajukan laporan dan pengaduan lisan atau tertulis kpd Komnas HAM.
TNI dan
Kepolisian
Ketentuan mengenai TNI dan
Kepolisian RI dirumuskan dlm ps 30 ayat (3) dan (4) sbb :
(1)
TNI terdr atas AD,AL,dan AU sbg alat
neg. bertugas mempertahankan,melindungi,memelihara keutuhan dan kedaulatan neg.
(2)
Kepolisian NRI sbg alat neg. yg
menjaga keamanan dan ketertiban masy.,bertugas melindungi,mengayomi,melayani
masy,serta menegakkan hk.
Ketentuan ini menegaskan adanya
pemisahan antara TNI dan POLRI dlm menjlnkan tugas.
Utk bdg pertahanan neg. dilkkan
oleh TNI,dan bdg keamanan dan ketertiban masy.dilkkan oleh POLRI.
Dlm hal
pertahanan terdpt 3 aspek didlmnya yakni:
Ø Keutuhan
neg.
Ø Kedaulatan
neg.
Ø Keselamatan
neg.
Diluar ke 3 aspek tsb msk kedlm
kategori keamanan yg menjadi tugas kepolisian sbg lemb. penegak hk. Pembgn
tugas yg dmk dihrpkan mampu meningkatkan profesionalisme TNI dan Kepolisian.
Pengaturan dlm ps 30 ayat (4)
UUD 45 menampakkan adanya semacam “dwi fungsi “tugas kepolisian
yaitu alat keamanan dan penegak hk.
Sbg alat keamanan,bertugas
menjaga dan menjamin keamanan,ketertiban dan ketenteraman umum.
Sbg penegak hk, bertugas
menyelidik dan menyidik tindak pidana sbg bgn dr system penegakan hk pidana
terpadu(integrated criminal justice system).
Kepolisian NRI yg diatur menrt
UU No. 2 Th 2002 berada dibwh Pres yg dipimpin oleh Kapolri.
Kapolri diangkat dan
diberhentikan oleh Pres dg persetujuan DPR.
Dlm UU No. 34 ttg TNI menyebutkan
bhw dlm pengerahan dan penggunaan kekuatan militer,TNI berkeddkan dibwh Pres.
Dlm kebijakan dan strategi
pertahanan serta dukungan adm TNI dibwh
koordinasi Departemen Pertahanan.
Bank Indonesia
Dlm UUD 45 ps 23 D dirumuskan bhw ; Neg.
memiliki st bank sentral yg susunan,keddkan, kewngan,tang- jwb,dan
independensinya diatur dg UU.
Rumusan pengaturan mengenai st
bank sentral dlm UUD 45 dimaksudkan utk membrkan dsr hk dan keddkan hk yg jelas
kpd bank sentral sbg st lemb. yg sangat penting dlm suatu neg. yg mengatur dan
melaks. fungsi kebijakan moneter.
Sbg tindak lanjut ps 23 D UUD
45 dikeluarkanlah UU No. 3 th 2004 ttg Bank Indo.
Dlm ps 4
menyatakan :
(1) BI adlh
Bank Sentral Indo.
(2) BI adlh
lemb. neg.yg independen dlm melaks. tugas dan wwngnya,bebas dr campur tangan
pemerintah dan /atau phk lain, kecuali utk hal-hal yg secara tegas diatur dlm
uu.
(3) BI adlh
Bdn Hk berdsrkan UU ini.
Dlm ps 41
ditegaskan :
1.
Gub.,deputi Gub. Senior dan deputi Gub.diusulkan
dan diangkat oleh Pres, dg persetujuan DPR.
2.
Calon Deputi Gub. Diusulkan oleh Pres.
berdsrkan rekomendasi dr Gub.
3.
Dlm hal calon Gub.,Deputi Gub. Senior
atau deputi Gub.tdk disetujui oleg DPR Pres. wajib mengajukan calon baru.
4.
Dlm hal calon yg dajukan Pres. utk
kedua kalinya tdk disetujui oleh DPR Pres. wajib mengangkat kembali Gub.,Deputi
Gub. Senior atau Deputi Gub. Utk jabatan yg sama atau dg persetujuan DPR
mengangkat jabatan yg lbh tinggi didlm struktur jabatan dewan Gub.
5.
Agt dewan Gub. diangkat utk masa
jabatan 5 th dan dpt diangkat kembali
utk satu kali masa jabatan berikutnya.
6.
Pengganti agt dewan Gub. yg tlh
berakhir masa jabatan dilkkan secara berkala setiap th paling banyak 2 org.
Selanjutnya dlm ps 54 ditegaskan bhw Pemerintah
wajib meminta BI dan/atau mengundang BI dlm sidang cabinet yg membahas mslh
ekonomi, perbankan, dan keu. yg berkaitan dg tugas BI atau mslh lain yg termsk
kewngan BI.
BI wajib membrkan pendpt dan pertimbangan
kpd Pemerintah mengenai RAPBN serta kebijakan lain yg berkaitan dg tugas dan
wwng BI.
No comments:
Post a Comment